Curhat harian: Puasa terakhir: Sibuk persiapan lebaran

 

(Pilihan jajan di rumah mbah saya)

Sudah menjadi kebiasaan orang Indonesia itu memiliki seabrek kesibukan di hari-hari tertentu. Utamanya bagi orang Islam yang juga merayakan berbagai jenis hari-hari Islam yang sering dirayakan orang-orang di desa khususnya. Pas mau puasa biasanya ada kendurian. Pas mau lebaran biasanya juga. Pas mau awal tahunan hijriah juga ada perayaan, pokoknya banyak lah ya.

Pumpung sekarang mau lebaran, saya mau mencurhat, eh mau menuliskan curhatan maksudnya soal apa yang baru saja saya alami selama satu hari ini. Seperti yang saya sampaikan di judul tulisan ini saya sibuk untuk mempersiapkan lebaran dengan banyak "pekerjaan" mulai dari menyapu, mencuci wadah jajan, mencuci baju, mengisi jajan riyoyo-an (idul fitri), menata karpet dll.

Dari sekian aktivitas di atas saya sangat menyukai aktivitas mengisi jajan. Saya yakin ini bukan saya saja yang merasakaanya, karena banyak dari kita yang ngisi jajan, juga menyelingi dengan ngisi lambe. Artinya sembari memasukkan jajan ke wadahnya, juga sesekali makan jajan tersebut.

Jajan yang disajikan di rumah saya itu rata-rata hampir sama dengan jajan yang disajikan di rumah-rumah tetangga saya. Apalagi rumah saya yang huni cuma mbah sama saya, dipastikan jajannya ya yang itu-itu saja. Pokok e empuk dicakot (pastinya mudah digigit)

(Kembang Gulo buatan mbah saya)

Tadi setelah magrib, saya juga membuat games kecil dengan keponakan saya yang usianya 11 tahun, dia masih kelas 4 SD masih unyu anaknya. Kami membuat penilaian mengenai jajan yang ada di rumah mbah saya.

Dari jumlah 6 jenis jajan, rankingnya di duduki oleh kerupuk makaroni oren yang paling tinggi, dan dihuni oleh kembang gulo sebagai yang terendah. (Padahal semua enak sebenarnya...)

Tapi itu penilaian saya, mentang-mentang jajannya masih banyak pake ranking-ranking an. Giliran pas hari raya mau selesai juga tetep kalab kok jajannya, semua bakal saya makan. Kesimpulannya hari ini saya curhat soal jajan lebaran.