Film Turki Ayla the Daughter of War : Sukses buat saya nangis + buat saya menang lomba 

 

(Sumber tek.id)

Baru-baru ini setelah lebaran, trending  di berbagai medsos dengan kemunculan film horror  terbaru  KKN Desa Penari, film ini trending karena kisahnya memang sempat terkenal lewat thread yang dibagikan oleh seorang pengguna Twitter bernama Simpleman, dan sukses membuat penasaran banyak orang. Di waktu yang hampir bersamaan medos kita juga dibuat trending dengan film Marvel Doctor Strange. Bukti dari kesuksesan kedua film di atas bisa dilihat dengan banyaknya pengunjung yang mau melihatnya, yang mana salah satu faktornya juga karena isi dari film itu sendiri. 

Saya sendiri sudah beberapa kali ke bioskop, ya ini mah juga sudah banyak orang yang pernah ke bioskop. Tapi, masalahnya bukan itu, memang selama di daerah asal saya sendiri, di Kediri saya belum pernah ke bioskop, dan hal ini baru saya rasakan saat di Surabaya. Film yang saya tonton bertajuk Fast & Furious 9 & Kukira Kau Rumah, seperti kedua film di atas. Saya lihat di IG, kalau jumlah penonton kedua film ini juga tak kalah banyak, tapi memang pas saya ke bioskop saya merasa kurang bisa merasakan "emotional feel"  dari film-film itu ya ? Atau memang karena saya lagi keadaan nggak mood saja ? Saya juga nggak tau. Yang jelas nggak excited aja gitu saat melihat filmnya. 

Perasaan berbeda malah saya rasakan saat melihat film lewat link haram. Iya link haram, padahal ini tindakan haram, tapi masih saya lakukan (dadi kebiasaan padahal). Ok, saya sebenarnya lupa dari website mana saya mendapatkan bajakan film itu, tapi dari pertama saya lihat filmnya udah buat saya nangis. Karena ceritanya yang bagus . 

Kisah dari film Ayla ini dimulai dengan latar masa perang Saudara Korea Utara & Korea Selatan. Yang mana karena peperangan itu membuat tentara Turki mengirimkan bala bantuannya ke Korea Selatan. Dari sini seorang diantara para tentara Turki itu, yang bernama Sulayman melakukan hal mulia dengan mengadopsi seorang anak perempuan yatim-piatu, yang mereka temui  di suatu tempat. 

Menurut saya, scene menyentuh & penuh emosional terletak pada masa kebersamaan Sulayman dengan Ayla ini, yang mana dari sini pasti semua setuju jika mereka bersama itu mirip dengan sepasang Ayah dan anak. Kasih sayang Sulayman tulus dia berikan kepada Ayla, bahkan teman-temannya sesama tentara juga mengakui itu. Masalah terjadi saat Sulayman harus kembali ke negaranya, yang mana ini berarti dia harus berpisah dengan Ayla, tentu saja segala cara dia lakukan agar bisa tetap bersama Ayla. Namun, itu semua sia-sia, dan akhirnya perpisahan mereka benar-benar terjadi. 

Scene perpisahan ini yang paling menguras  emosi menurut saya. Bayangkan ikatan Ayah dan Anak sudah terbentuk dalam diri mereka, mereka sudah tidak bisa dipisahkan, tapi karena memang Sulayman hanya melakukan tugas dari negaranya, jadi dia tidak bisa untuk tinggal lagi dengan Ayla. Di lain scene, saat bagian pertemuan Sulayman & Ayla setelah puluhan tahun berpisah juga masuk kategori emotional scene. Saya ingat, sepertinya selalu menangis saat melihat scene itu. Karena itu memang nyata adanya, dan bukan scene yang dibuat. Saking saya suka dengan film itu, saya memasukan film ini sebagai "bahan"  tulisan  atas lomba resensi film yang saya ikuti. 

Ya, alhamdulillahnya saya menang. Tapi itu hanya saya pikir sebagai bonus, karena saya juga ingin mengajak teman-teman untuk beneran melihat film ini. Karena ada banyak pelajaran & ilmu yang bisa kita dapat dari film ini. 




Komentar

Postingan Populer