Karena Virus Corona

Suka Duka Kuliah Online Saat Menjalani Social Distancing, Mahasiswa Banyak  Dirugikan?
            Sekitar mendekati pertengahan bulan maret lalu, pemerintah memberikan himbauan untuk berbagai lembaga, tak terkecuali lembaga pendidikan dari tingkat dasar sampai tingkat perguruan tinggi jika selama 14 hari lamanya atau sekitar 2 mingguan kegiatan belajar mengajar akan ditiadakan sementara seperti biasanya, tidak sedikit setelah mendapat edaran pengumuman semacam itu para murid jadi riuh bahagia, jika selama itu pula mereka akan bebas melakukan rebahan dan males-malesan in the home.
Mau setuju atau tidak, menurut saya sebagai mahasiswa di Perguruan Tinggi  sendiri nyatanya itu nggak benar, dimana ternyata selama 2 minggu ini kita bukannya bisa ngisi waktu buat leyeh-leyeh atau liburan selama menjalani masa  "social distancing", tapi tetep diganti dengan kuliah dari rumah atau yang biasa disebut kuliah online.
Karena itu, sebagai mahasiswa yang lagi kuliah di luar kota saya sendiri juga memutuskan untuk mudik kerumah selama seminggu lebih, yah itung-itung buat perbaikan gizi selama balik kampung lah ya. Rencana pulang ke rumah saya memutuskan untuk menggunakan kereta yang tiketnya udah saya pesan, sesampainya untuk check-in, ternyata di stasiun yang saya tuju udah ada petugas khusus untuk melakukan pengecekan suhu tubuh (yah buat jaga-jaga kalo ada calon penumpang yang kena Virus Corona biar bisa kedeteksi), sesampainya udah duduk di kereta saya tuh duduk berhadapan sama mbak yang pake masker & sering ngebersishin tangannya pakai cairan anti-septik. Kalau menurut saya sih itu juga langkah yang bagus buat ngantisipasi Corona, ya at least setelah saya ngeliat mbaknya yang sampe segitunya peduli agar nggak terpapar Corona saya bisa sedikit bersyukur, seenggaknya nggak semuanya rakyat +62 bandel kayak saya, mentang-mentang pada hari itu belum ada kasus positif COVID-19 di kota tempat saya kuliah.
Sesampainya dirumah saya langsung ditanya sama bapak saya "sekolah e podo diliburne sampek 2 minggu ta?"
"Heeh, kuabeh og".
Artinya " semua sekolah diliburkan sampai 2 minggu kan? "
"Iya , semua sekolah" .
Selama itu pula sebenernya saya juga mikir, kira-kira apa yang bakal saya lakuin ya selama 2 minggu kedepan? Untuk kaum rebahan seperti saya, mungkin kegiatan isolasi diri yang mengharuskan para pelajar belajar di rumah dengan kuliah online juga memberi keuntungan, dimana para kaum mageran yang jarang keluar gara-gara males tuh udah nggak perlu lagi  mandi,  ganti baju  sama jalan ke kampus kayak biasanya sebelum berangkat kuliah, paling-paling modal kita cuman melek, baca materi terus kalau mau mah kasih pertanyaan buat mereka yang presentasi, itu juga kalo sempat. Tapi kuliah online juga nggak sedikit membuat kita para kaum hotspot-an & yang suka pakai wifi orang rugi, kenapa? gara-gara dirumah saya nggak ada wifi, tah terpaksa saya harus beli paketan sendiri (mana belum cairan wkwk), yah gimana nggak sedih, udah uang jajan nggak dikasih, dompet makin nipis tapi tetep kudu beli paketan buat kulon (kuliah online), disisi lain soronya (sengsara) kuliah online itu kita kudu download tuh file-file yang di-share dari pemakalah, ya kalo cuman file pptx sama doxc makalah paling cuman beberapa MB, lah kemarin gara-gara kuliah online ini semua anak sekelas saya harus download materi pemakalah  yang dibuat versi video format MP4, nggak tanggung-tanggung file tersebut berukuran sampai 5 GB, Ya Allah auto beli paketan sampai 5 kali sehari.
Entah efektif enggaknya kuliah online ini yang jelas menurut saya masih banyak ruginya dibanding untungnya, selain masalah materi yang sulit untuk dijelasin secara gamblang, ternyata sinyal internet juga masih  sering  jadi masalah,  mungkin kalau yang tinggal di pinggiran kota atau dikota bisa los lancar jaya, tapi kalau rumahnya mewah (mepet sawah) ini bisa jadi salah satu ancaman, hal ini pun pernah terjadi sama teman saya, dimana buat dapat sinyal internet yang bagus dia sampai rela nyamperin ke rumah saya, ya karena  itu tadi sinyal dirumahnya emang suka bikin emosi orang, kalo nggak E ya paling cuman H, gitu aja kalo dia mau keluar rumah (dihalaman rumahnya yang dekat balai desa). Faktanya banyak murid yang mengeluh karena merasa dibikin sulit atau memang kita yang kurang terbiasa dengan kuliah jarak jauh lewat aplikasi kayak gini, di salah satu media yang saya lihat, bisa dikatakan kalau banyak dosen yang dibikin untung gegara keadaan ini, dimana pas murid-muridnya lagi berjuang keras mahamin materi sama menjaga kondisi sinyal internet agar tetap bagus, namun banyak yang komentar suudzon kalau si dosen enak cuman leha-leha di kursi sambil ngabsen doang satu-satu siapa aja murid yang dateng buat kuliah online siapa aja yang nggak dateng, sumpah udah kayak anak sultan, padahal kan yah sama-sama struggle, mereka para dosen untuk nyampein materi agar para mahasiswanya paham juga jaga sinyal dsb.
Selain serba-serbi kuliah online diatas, bagi para mahasiswa pengangguran kayak saya kadang tuh kalau nggak lagi kulon masih suka binggung, mau ngapain aja ya pas setelah sarapan? mikir Ya Allah kapan ya Corona selesai? biar bisa kuliah normal lagi, dsb. Jujur uneg-uneg diatas sering banget saya rasain ahir-ahir ini, masa-masa kulon dari rumah menjadi salah satu hal yang nggak saya sukai, meskipun saya pribadi introvert yang biasanya nggak suka keramaian dan bertemu banyak orang, tapi menurut saya kulon itu juga ngebosenin dan kurang efektif untuk dilakukan,  saya sendiri juga masih suka sulit fokus saat lagi kulon, karena pas lagi serius ndengerin dosen ngomong atau pemakalah ngomong tiba-tiba mbah ngomong "sapuen njogane"/" ruang tamunya disapu" atau sekedar tanya " wes sarapan durong?"/"sudah sarapan belum?". Meskipun itu hanya kalimat singkat  cuman pertanyaan tapi  nggak sopan kalau nggak dijawab, dan itu otomatis bisa menganggu konsentrasi kita saat belajar, belum lagi kalau dihape tiba-tiba ada notif dari WA atau youtube, hmmm... auto sulit nahan kalau nggak dipencet.
 social distancing memang dilakukan karena Virus Corona sedang menjadi momok yang menyusahkan bagi seluruh masyarakat, begitu pula tak terkecuali bagi para pelajar yang melakukan study from home atau belajar dari rumah. Entah suka atau tidak kegiatan itu memang bisa memeberikan keuntungan dan kerugian bagi kita, apapun itu mari kita gunakan masa-masa selama social distancing ini dengan baik, yang ada kewajiban kuliah online ya dijalani dengan tertib, yang lagi kerja dari rumah ya kerjakan secara maksimal, karena seharusnya kita juga bisa bersyukur karena disaat ini kita bisa mendapat lebih banyak waktu untuk berkumpul dengan  keluarga yang kita cintai, entah apapun itu mari kita tetap lakukan kewajiban kita ditengah musibah yang sedang menerpa ini, tetap jaga kesehatan,  melakukan pola hidup sehat  dan tak salah  jika kita hendaknya berdoa semoga yang kita lakukan selama menjalani masa social distancing ini berkah serta semoga COVID-19 cepat menghilang. Stay healthy guys.

Komentar

Postingan Populer