Karena Virus Corona

Corona: Dampaknya terhadap Kejiwaan Manusia, Bagaimana Introvert dan Ekstrovert dalam menjalani Social Distancing?
            Virus Corona atau biasa disebut COVID-19, menjadi salah satu pemberitaan dan perbincangan yang sedang booming pada waktu ini, virus ini sekarang merajalela di ratusan negara di seluruh benua, akibat keberadaannya yang semakin banyak memakan korban maka tidak sedikit negara yang melakukan lockdown, seperti Cina, Italia, Spanyol, Belgia, juga negara tetangga seperti  Malaysia dan Filipina juga melakukan hal yang sama, yang mana nggak lain tujuannya untuk mengurangi korban virus ini. Untuk dalam negri  di Indonesia sudah ada ratusan orang yang positif COVID-19, dan sudah ada belasan warga meninggal dunia terhitung dari beberapa hari lalu semenjak virus ini dikabarkan sudah ada di Tanah Air, dan data ini menjadi bukti jika  kasus korban COVID-19 paling tinggi di Asia Tenggara.
            Selain menimbulkan kepanikan, keberadaan virus ini juga menimbulkan beberapa dampak negatif lainnya, virus yang sudah menyerang ribuan orang ini ternyata tidak hanya berpengaruh terhadap kesehatan manusia, akan tetapi  juga bisa menyerang kondisi psikologis atau kejiwaan manusia. Apalagi sekarang ini pemerintah sudah menghimbau jika sebaiknya kita belajar, bekerja dan beribadah dari dalam rumah sampai beberapa minggu, bahkan di akun jejaring sosial sempat trending tagar #stayathome atau #dirumahaja.
            Semenjak pemberitaan virus Corona dibesar-besarkan, tidak sedikit orang melakukan hal berlebihan untuk mengantisipasi virus ini. Contohnya seperti membeli borongan masker dan hand sanitizer sampai habis, membeli persediaan barang dan makanan yang sangat berlebihan sampai-sampai dalam video yang saya lihat di tv swasta menunjukkan jika dua orang wanita saling berkelahi untuk berebut tissue toilet, di daerah lain terdapat kasus rasis pada seorang laki-laki yang berwajah oriental asal Singapura, dimana dia mendapat perlakukan tidak menyenangkan di jalanan Oxford sampai membuat salah satu matanya lebam membiru karena pukulan yang ia dapatkan. Lalu di tempat umum semacam stasiun juga tidak lepas akan kejadian yang membuat parno dan sedikit aneh, dimana ada seseorang yang tiba-tiba batuk, karena suara batuknya terdengar oleh banyak orang maka otomatis perhatian orang-orang yang mulanya saling ngobrol maupun main hp tiba-tiba terfokus ke orang yang sedang batuk tersebut, akibatnya mereka sedikit menjaga jarak dengan orang tersebut dan mungkin “bersuudzon” jika orang itu terpapar virus Corona. Yah, hal-hal diatas kemungkinan besar memang terjadi akibat missed-informasi dan kurangnya pemahaman akan virus Corona ini sendiri.
            Di sisi lain langkah yang diambil pemerintah mengenai social distancing di rumah juga tidak sedikit membuat beberapa orang merasa terkekang dan nggak betah, tapi juga ada yang merasa beruntung dengan himbauan ini, bagi para pribadi introvert, mungkin kegiatan mengisolasi dirumah ini menjadi masa-masa yang membahagiakan, dimana pribadi yang cenderung suka dengan ketenangan tidak perlu untuk bertemu dengan banyak orang dan merasakan keramaian seperti biasanya, masa social distancing juga bisa menjadi masa bagi para introvert untuk menikmati kesendiriannya di kamar dengan rutinitas yang disukainya, tanpa harus takut diganggu orang lain. Namun sangat berbanding terbalik untuk para ekstrovert, mungkin masa ini bisa dikatakan seperti dalam penjara, dimana bagi mereka yang terbiasa keluar buat hang out sma temen-temen sampai malam harus terbiasa menghentikan rutinitas semacam itu, dan menghabiskan sebagian banyak waktu untuk di rumah aja. Untuk para kaum kuliahan yang suka  rebahan mungkin serasa surga, dimana kalu biasanya sebelum kuliah harus mandi sama ganti baju dulu, tapi saat menjalani masa social distancing udah nggak perlu, yang penting cuma melek sama buka hp atau laptop buat kuliah online, hehe…
            Tapi ada nggak sih manfaat di rumah aja untuk social distancing selain untuk meminimalisir  maupun mencegah persebaran COVID-19? Hmm,,,, of course is it. Ada juga hal positif dibalik bencana virus Corona, kita memang dihimbau untuk tidak keluar rumah jika tidak benar-benar perlu,  namun sebenarnya selama melakukan kegiatan isolasi di rumah, kita bisa memiliki lebih banyak waktu dengan anggota keluarga lainnya, dengan orang-orang yang kita sayangi kita bisa berbagi cerita sambil nonton tv maupun hanya ngobrol-ngobrol ringan, atau mungkin buat yang seringnya sarapan disiapin atau jarang ngebersihin rumah, bisa jadi ini saatnya kita buat ngebantu ibu atau kakak kita masak, kita  juga bisa bantu mereka ngebersihin rumah dengan nyapu-nyapu lantai. Entah sadar atau tidak hal ini bisa mempererat hubungan kita dengan keluarga kita, karena biasanya saat kita bareng  dengan mereka kita cuma fokus ke hp yang kita pegang, dan paling-paling ngomong saat ada perlunya lalu keluar entah buat sekolah, kencan maupun kerja. Beberapa hal diatas bisa jadi bukti kalo virus Corona itu nggak hanya buat kita susah, namun juga bisa berdampak baik bagi kita kalau kita bisa menggunakan waktu isolasi di rumah ini dengan baik  dan bijak, entah apapun yang terjadi kita juga nggak boleh lupa untuk jaga diri dan menerapkan pola hidup sehat, agar imunitas diri kita tetap kuat dan terhindar dari virus ini. Stay healthy everyone .

Komentar

Postingan Populer