Belum tayang

Lebih Ganas Dari Pada COVID-19, Virus-Virus Perusak Amal yang Sering Menjangkiti Orang di Dunia
Sekarang ini kita tengah dibuat was-was dan takut akan adanya virus Corona, virus yang berasal dari daerah wuhan, China ini sudah membuat ribuan orang mati, dan membuat sang penderita harus diisolasi, di Indonesia sendiri tercatat sudah lebih dari 500 orang terserang COVID-19 dan sudah menewaskan puluhan orang, selain itu dari hari kehari jumlah korban yang menderita virus Corona  juga semakin bertambah.
Memang virus yang ditemukan tahun 2019 ini sudah menewaskan banyak orang diwaktu yang dibilang hanya beberapa bulan, akan tetapi kita tidak boleh panik karenanya atau mengabaikan virus ini, ada baiknya jika kita selalu waspada dengan mempersiapkan masker, sabun anti-septik, maupun hand sanitizer saat keluar rumah maupun setelah melakukan suatu aktivitas seperti berjabat tangan dengan orang lain. Dewasa ini, virus Corona ternyata sudah hampir menyebar diseluruh dunia dan benua, maka tak salah jika diberbagai tempat khususnya fasilitas umum yang biasa didatangi banyak orang seperti stasiun dan bandara sudah disediakan alat untuk mengecek kondisi badan setiap orang yang akan datang maupun yang akan pergi, tujuannya tak lain untuk mendeteksi jikalau ada seseorang yang terkena virus Corona agar bisa segera diketahui dan segera dilakukan penanganan yang tepat.
Sejauh ini kematian Korban Corona di Indonesia mencapai angka lebih dari 8%, hal ini pantas jika menjadi perbincangan di banyak negara, karena saat awal-awal virus ini merebak keluar China dan masih menyebar ke beberapa negara ternyata sudah tersiar langkah yang dilakuakn banyak negara untuk membatasi kedatangan turis dari berbagai negeri ke negar mereka. Tetapi langkah Indonesia justru sebaliknya, dimana malah terkesan mempermudah kedatangan para turis ke dalam negeri, mentang-mentang pada waktu itu virus ini belum sampai ke Indonesia, bahkan menurut gambar yang saya lihat di Media Sosial sampai ada media yang menyindir kasus ini, lagi-lagi masalah ekonomi mungkin menjadi pemicu akan kebijakan “nyeleneh” ini.
Kalau dipikir-pikir entah karena pemberitaan virus Corona ini yang memang tidak ada hentinya dari hari ke hari baik di media sosial, cetak, maupun media lainnya, atau karena kita sudah terserang rasa parno yang berlebihan, hal itu membuat kita tak sadar jika sebenarnya sudah ada beberapa virus lainnya yang berdampak lebih ganas, sudah ada dari sebelum kita lahir, dari zaman nenek moyang kita Nabi Adam dan Hawa, yang terus ada  dari generasi ke generasi di tubuh banyak orang sampai sekarang. Diantaranya yang pertama, Al Ishtighlal bi’uyubil Khalqi, yang bisa kita sebut sebagai virus sibuk dengan aib orang lain, sudah bukan menjadi hal asing lagi kalau kita berghibah (ngerumpi)  atau saling cerita dengan teman-teman kita kemungkinan besar pada akhirnya kita akan membicarakan soal keburukan atau aib orang lain, kebiasaan buruk ini sudah menjadi kegiatan yang sangat sulit untuk dihindari oleh kita, bahkan saking seringnya kita mendengar maupun melakukan hal ini kita jadi sering lupa akan aib kita sendiri dan jadinya malah terkesan menganggap orang lain lebih buruk dari kita, ibarat pepatah semut di seberang kelihatan sedang, gajah di pelupuk mata tidak kelihatan.
Kedua ada virus Qaswatul Qulub, artinya hati yang keras, hal ini juga sering terjadi pada kita yang masih banyak dosa ini, salah satu tandanya yakni kita sangat sulit menerima saran orang lain, saat mendengar saran mereka kita tidak mencoba untuk mendengarkan dan memikirkannya dengan baik-baik malah langsung berpikir jika saran tersebut salah dan tidak cocok untuk kita lakukan, ibaratnya keras hati kita lebih keras dari pada batu karang.
Virus ketiga yakni Hubbud Dunya, terlalu cinta dunia, virus yang satu ini memang begitu sulit untuk disangkal, apalagi kita sekarang sedang hidup di dunia, jika seseorang mengidap virus ini maka orang tersebut hanya akan mengutamakan hal berbau dunia seperti perkara materi, mereka juga akan sulit melakukan hal yang bisa mendatangkan pahala seperti solat, mengaji, bersedekah dll. Penderita virus ini memiliki pemikiran jika baiknya melakukan hal untuk kehidupan sekarang, kasarnya mereka berpikir jika amal untuk urusan akhirat nanti aja toh kita masih hidup di dunia, mereka juga memiliki sikap takut mati, dan terkesan lupa jika nantinya setelah kita mati ada kehidupan berikutnya yakni akhirat dan masuk antara disurga maupun di neraka.
Qilatul Haya yang berarti sedikit rasa malunya, jika kita pernah melihat para muda-mudi yang bermesraan bergandengan tangan di tempat umum seperti mall, itu juga bisa disebut salah satu contoh qilatul haya, mereka yang mengidap virus ini terkesan gampangan memiliki sikap acuh tak acuh akan sekitarnya maupun orang lain, kebanyakan diantara mereka juga tidak bisa memikirkan resiko maupun dampak yang bisa terjadi akibat perilaku yang telah diperbuatnya, makanya mereka juga mudah melakukan hal apapun meskipun itu bisa mendatangkan dosa yang bisa menyengsarakannya.
Kelima ada virus Thuulul Amal, yakni panjang angan-angan, mungkin bahasa gaulnya halusinasi berlebihan, mereka berpikir jika yang terbaik untuk urusan dunia harus selalu diutamakan, mereka yang memiliki sikap ini juga terkenal kurang memiliki rasa syukur dan takut kepada Allah, makanya taubat adalah hal yang bisa dibilang sulit untuk mereka lakukan meskipun mereka memiliki banyak dosa.
Yang terakhir ada Zhulmun La Yantahi, yaitu kezaliman yang tiada henti, contohnya saat melakukan suatu hal buruk, pasti secara pribadi kita sudah tau jika itu hal buruk yang harus segera dihentikan dan dihindari, tapi entah karena terlalu mudah tergoda oleh setan maupun terlalu nikmat dalam menjalani kezaliman tersebut, makanya keburukan itu terus dilakukan, dan mereka merasa jika perbuatan itu menimbulkan rasa candu yang sulit dihentikan dan dikendalikan.
Mungkin karena kita terlalu menyibukkan diri dan terfokus pada urusan duniawi sampai-sampai kita kadang lupa atau bahkan tidak paham jika sebenarnya ada banyak sekali virus yang mampu menghancurkan amal perbuatan baik kita, mungkin inilah waktunya ditengah musibah besar-besaran virus Corona yang serentak menimpa kita adalah tanda bagi kita untuk kembali ke jalan yang benar, dimana kita sebaiknya memperbanyak melakukan amalan yang mampu menambah pundi-pundi pahala bagi kita. Senantiasa berdoa, bersyukur dan berdzikir kepada Allah adalah langkah utama yang perlu kita lakukan untuk meminta perlindungan agar terhindar dari segala hal buruk disekitar kita dan semoga kita selalu mendapat rahmat, petunjuk juga inayah dari Allah SWT. Insya Allah.

Komentar

Postingan Populer